Selasa, 01 Oktober 2013

puisi waktu



Waktu Budak

Barisan waktu tlah menanti
Budak yang tak pernah membangkang
Selalu menari dalam lingkaran

Tak puas tuk menyudahi
Hingga akhir, aku tak tau
Tetap berjalan
Dalam detik menit jam hari minggu bulan tahun
Bualan penantian tak kunjung henti!

puisi pesakitan



Gugur Hati

Masam hatiku, cinta
Melantah tanpa rasa
Dasar-dasar hati tak aku pahami
Hukum hati yang aku rasai

Romansa indah mencekik
Tanpa mampu mengungkap suka
Perlahan tlah menenggelamkanku dalam romantisme
Mati aku dalam belaian cinta

puisi bebas



Jauh

Rupa tak tersentuh
Sukma kini rapuh
Tak ada yang utuh
Apa daya tuk merengkuh?

Saat dunia mulai merona
Terlena pada pesona
Tanpa waktu yang terjaga
Hilang ia dalam rimba
Tanpa tau dimana

puisi baru



Merah Itu

Tubuh itu terbakar
Sehelai rupa jatuh dari tubuhnya
Apa itu?
Rupa itu memerah
Sinar dunia menembus rupa itu
Makin membuatnya memerah

Sayapnya tanpa rupa
Membuatnya terbang
Embusan angin
Semakin membawanya ikut dalam tarian
Hingga si merah lelah
Tergulai tanpa nyawa

Senin, 30 September 2013

puisiku

Tinggal waktu
...
Apakah waktu pernah berkeinginan untuk berhenti sejenak?
Coba kau tawarkan
“hei sang waktu, berhentilah sejenak dari rutinitasmu
Istirahatlah
Percuma kau tak kenal lelah
Yang bahkan banyak orang-orang apatis

Takkan mengindahkanmu”